Sisi Lain Aiptu Majid Kuruda, Pencetak Sarjana Sapi

No Comment Yet

Aiptu majid kuruda si pengembala sapiTribratanewspolresluwu.com- Profesi Polisi merupakan cita-cita sejak kecil, lahir di Membaga 4 April 1960, dari keluarga petani pasangan Kuruda (Ayah) dan Hadayang (Ibu) dengan strata ekonomi pas pasan, namun tekadnya untuk meraih cita-citanya sangatlah gigih, iapun cukup tekun menuntut ilmu sejak di bangku sekolah dasar hingga tingkat SLTA (PGA 6 tahun), dengan meraih predikat siswa teladan, tidak hanya sekolah umum iapun belajar ilmu agama pada salah seorang ulama di kampungnya. Disela waktu sekolah semasa kacil waktunya tersita dengan kesibukannya membantu orang tua menggembala ternak (sapi).

Aiptu Majid Kuruda.S.Ag.SH, sosok Polisi dengan segudang prestasi, ia mengenyam pendidikan umum di Sekolah dasar dan tamat tahun 1972, PGA 6 tahun tamat tahun 1979, dan SI, Hukum tahun 1999. Keinginannya untuk menjadi seorang Polisi dikabulkan oleh Allah.SWT, setelah mengikuti seleksi iapun lulus masuk sekolah Bintara Militer Sukarela di SPN Batua tahun 1983 dan pada tanggal 23 Maret 1984 dilantik menjadi anggota Polri dengan menyandang pangkat Sersan Dua (Serda),

Kebanggaan bagi dirinya sendiri dan juga keluarga, uasai dilantik menjadi Sersan dua Polisi ia mendapat tugas di Polres Muna, dengan jabatan Bintara Reserse mulai tahun 1984 s/d 1989, kemudian berpindah tugas di Polres Luwu sejak saat itu hingga sekarang. Pada ahun 1987 ia menikahi seorang perempuan (Reskiana.S.Ag) dan dikaruniai 1 orang putra dan 2 orang putri.

Ketekunan dan disiplin dalam tugas mebawanya menduduki jabatan perwira (Kanit Reskrim) pada fungsi reserse kriminal sejak tahun 1993 hingga tahun 2013, segudang prestasi yang dimilikinya di bidang penyidikan, sehingga ia menjadi rujukan bagi para yunior bahkan seniornyapun terkadang berguru kepadanya.

Dalam kurun waktu 30 tahun masa tugasnya di bidang Reserse, hingga seluruh waktunya serasa tidak cukup untuk bergelut dengan penanganan penyidikan perkara, namun ia tidak pernah melupakan perhatian dan kebutuhan terhadap keluarga, disenggang waktu yang sedikit tersebut, ketika anak-anaknya mulai menginjak dewasa dan melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi, barulah ia tersadar, akan kebutuhan dan pekerluan pendidikan anak-anaknya,

Maka dengan sedikit modal sisa gaji ditabungnya, ia pun teringat semasa kecil memiliki kegemaran memelihara hewan ternak (sapi), dengan didukung adanya lokasi / tanah warisan orangtua, iapun satu persatu membeli seekor sapi yang paling kecil dan kurus, untuk dipelihara, karena ia memiliki pengetahuan tentang penggemukan sapi, dan Alhamdulillah (demikian kalimat yang terucap saat wawancara dengan Tribrata News Polres Luwu) Sabtu 8 Juli 2017, di lokasi penggembalaan sapi di Desa Barowa Kec. Bua Kab. Luwu. akhirnya satu sapi setelah besar dan gemuk dijualnya, dan hasilnya dibelikan lagi sapi kecil dan kurus mendapatkan 3 ekor, dan begitu seterusnya cara mengembangkannya.

Pada tahun 2013, karena faktor usia, iapun mundur dari dari Tugas Fungsi Reserse, dan pindah tugas ke Fungsi Binmas (Bhabinkamtibmas), saat itulah ia dapat berinteraksi dengan masyarakat, dan mengembangkan ternak sapi, tetangga dan masyarakat sekitar tempat tinggalnya diajaknya memelihara sapi, dan digembala di lokasi milinya,

Sejak saat itulah keseharian rutinitasnya mulai berubah, sejak pagi hari usai sholat shubuh hingga jam 06.00 wita ia harus mengurus ternaknya, kemudian berangkat tugas menuju ke Kantor di Polsek Bupon Polres Luwu, sepulang tugas, iapun bergegas menuju ke tempat gembalaan sapi, ditempat tersebut ia membina masyarakat sekitar dengan memberikan nasehat dan penyuluhan tentang kamtibmas dan juga tentang beternak hewan, ketika hari libur tugas sesekali ia kekebun untuk merawat tanaman cengkihnya. Hingga saat ini ia telah memiliki belasan sapi, iapun mengisahkan kesulitan ekonomi saat anak-anaknya membutuhkan biaya untuk keperluan sekolah, mengingat sebelum tahun 2013 biaya sekolah belum ditanggung Negara, anak pertamanya Sudarmaji, setelah menyelesaikan pendidikannya di Fakulkas Kesehatan Masyarakat dijulukinya SARJANA SAPI,  karena nyaris seluruh biaya kuliaynya adalah hasil penjualan sapi, sedangkan gaji dari kepolisian digunakan untuk keperluan rumah tangga dan biaya sekolah adik-adiknya yang masih di bangku SMA.

Hari ulang tahun kepolisian ke-71 tahun 2017 ini merupakan terakhir kalinya ia mengikuti Upacara, karena pada bulan April 2018, ia akan mengakhiri masa dinasnya di Kepolisian (Pensiun),

Kapolres Luwu AKBP Ahmad Yanuari. Insan.S.Ik.Msi, saat ditemuai memberikan tangapan bahwa sangat mengenal anak buahnya (Aiptu Majid Kuruda) sosok anggota Polri yang patut untuk di suri teladani, Aiptu Majid Kuruda cukup disiplin dalam bertugas, usaha ternak sapi yang digelutinya di luar jam tugas itu sangat bagus, untuk menambah kesejahteraan keluarganya, dan saat ini Polripun bermitra dengan berbagai elemen masyarakat khususnya petani dan peternak, sepertihalnya bermitra dengan petani untuk menanam jagung, bawang merah, cabe, dan dengan peternak sapi dan kerbau, itu semua bagian dari tugas pembinaan kepolisian dalam turut serta mengentaskan kemiskinan dan mensejahterakan masyarakat, disisi lain untuk membimbing masyarakat agar patuh dan taat terhadap hukum dan peraturan, kesibukan dalam berbagai hal positif akan meningkatkan tanggungjawab atas dirinya sendiri dan masyarakat sehingga keamanan dan ketertiban akan menjadi kebutuhan baginya untuk mendukung usaha yang di lakukannya, ulas Kapolres.

Pak Rafli salah seorang pengembala sapi, yang selalu bersama-sama Aiptu Majid Kuruda menyampaikan komentarnya bahwa semenjak dirinya bersama Aiptu Majid Kuruda beternak sapi, ekonominya juga perlahan membaik anak-anaknya juga dapat mengenyam pendidikan di perguruan tinggi, banyak pengalaman dan pelajaran yang diperolehnya dari Pak Majid, demikian juga dengan teman gembala lainnya, saling membantu dalam usaha ternak sapi. Sepertihalnya ketika tiba-tiba Pak Majid mendadak mendapat tugas, maka saya dan teman-teman yang mengurus sapinya, demikian sebaliknya dengan Pak Majid, jika dirinya ada keperluan maka Pak Majid yang mengawasi sapi-sapi di dalam areal pengembalaan. Kisah Rafli.

Mengakhiri wawancara, Aiptu majid Kuruda berpesan kepada para anggota Polri remaja khususnya, untuk terus meningkatkan kemampuan ilmu kepolisian dan jangan lupa ilmu pengetahuan umum, mengingat saat ini peradaban masyarakat sudah semakin maju dan canggih, berinteraksilah dengan masyarakat, membaur dalam kegiatan positif, tekuni jika memiliki keahlian lain selain ilmu kepolisian, untuk meningkatkan kesejarteraan keluarga, semoga kedepan Polri bertambah jaya, dan dapat memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. (Aiptu. Akhmad Nadhirin)

Komentar

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *